Jumat, 06 Februari 2015

A True Story - Kisah si Pak Tua Penjual Amplop yang Jujur

Cuaca hari itu sedang terik. Darta (78), bapak tua dengan gembolan keresek besar mencoba mencari tempat untuk menjajakan jualannya. Mengenakan baju putih dan penutup kepala merah kusam, Darta membuka lapak tepat di seberang pintu utama kampus Institut Teknologi Bandung (ITB).

Darta adalah penjual amplop. Jika kebetulan melintas di sekitar Masjid Salman ITB, ada sosok kakek renta yang sangat setia dengan 'profesinya'. 12 Tahun sudah bapak tiga anak ini menjual lembaran demi lembaran kertas segi empat, yang kini sebenarnya sudah tergerus zaman.


Masa kejayaan pengiriman surat secara konvensional sudah berlalu. Kini serba praktis. Amplop pun kini bukan jadi pilihan utama bagi kebanyakan orang.

Cukup menyedihkan memang, ketika di sekitaran Jalan Ganeca, Bandung orang menjajakan dengan barang serba bernilai, sementara Darta hanyalah menjual kertas amplop.

Saat itu, seorang wartawan dari media cetak online,  mencoba menghampiri bapak tua tersebut. Tak kuasa melihat kondisinya. Tangannya gemetar, kakinya kusam, pendengaran pun sudah tak sempurna.

"Ini amplop cep (panggilan buat orang yang lebih muda)," kepada orang itu, saat menanyakan barang apa saja yang dijual.


Dia menjual amplop ukuran kecil 5x3 cm dan besar 10x9 cm. Kertas amplop berisi 10 itu dibungkus ke dalam plastik. "Yang besar Rp 1.000 isinya 10, kalau yang kecil Rp 2.000 isinya 20," terangnya.

Sungguh sangat mengagetkan memang bila mendengar harga yang ditawarkan. 
"Mengapa kakek menjual semurah itu?"
 "Saya masih dapat untung kok," jawab kakek.

Kata dia, dalam satu bungkus plastik yang berisikan 10 amplop, bisa meraup untung Rp 200. begitu juga dengan yang amplop kecil berisi 20.

"Berarti kakek hanya ambil untung Rp 200 saja?"
 "Iya bapak beli Rp 800, jual Rp 1.000 Itu juga patut disyukuri. Bapak masih bisa makan, dan yang pasti bapak sehat," ucap kakek yang enggan menaikkan harga amplopnya lantaran takut tidak laku.

Mengharukan memang mendengar jawaban jujur Darta. Keuntungan yang tidak seberapa, tapi dirinya tetap berjuang untuk hidup. Istrinya hanyalah seorang ibu rumah tangga. Sedangkan anak-anaknya, terlalu sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

"Dari pada saya mengemis, lebih baik saya berjualan, bapak masih kuat kok," jawab Darta dengan senyum.

Kebetulan hari itu Darta cukup laris jualan amplopnya. "Sudah 20 plastik habis," ungkapnya sembari mengucapkan Alhamdulilah. 20 Bungkus dikalikan Rp 1.000 berarti, sudah mendapatkan Rp 20 ribu.

Paling banyak kakek ini pernah mendapatkan Rp 50 ribu. "Alhamdulilah itu juga, suka ada yang ngasih lebih," ujarnya.

Tapi, jika belum rezekinya, Darta bahkan sampai pernah tidak mendapatkan uang sama sekali. "Pernah muter-muter tidak laku dijual, atau ya kadang dapat Rp 10 ribu atau Rp 15 ribu," ujarnya dengan suara lirih.


Tak selalu rezekinya di dapat di sekitaran kampus ITB, Darta pun mencoba peruntungannya di tempat lain. Biasanya dia membuka lapak di Simpang Lima, Dago, Bandung.

Atau di sekitaran Jalan Sukajadi, tepatnya di depan Rumah Sakit Sukajadi. Besar perjuangan Darta. Semua dia lakukan dengan berjalan kaki. Jarak ketiga tempat itu berjauhan. Diperkirakan Jalan Ganeca-Simpang Lima 2 kilometer, Jalan Ganeca-Sukajadi sekitar 5 kilometer.

"Bapak kuat kok, kalau pakai angkot uangnya nanti gak bisa buat makan," imbuhnya.

Tak ada raut pesimis dalam wajah Darta. Meski hari demi hari dilaluinya dengan sulit, tapi dirinya yakin bahwa Tuhan telah memberikan jalan terbaik.


"Dulu bapak pernah jadi tukang sapu di SMA 3 dan 5 Bandung, tapi Bapak memutuskan untuk jualan saja, yang penting bapak tidak minta-minta," ujarnya.

Tampak raut wajah sumringah di sela-sela obrolan. Sebab beberapa pembeli ada yang memborong amplopnya. Dia mengaku ingin pulang bisa lebih sore.

"Pengen pulang cepat," singkatnya, yang sudah mengantungi Rp 30 ribu hari itu. Darta bertempat tinggal di Desa Cipicung, RT 6/RW1, Kabupaten Bandung. Jarak desa ini ke tempat kakek berjualan diperkirakan mencapai 20 kilometer.

"Bapak berangkat jam setengah 5 subuh. Di jalan bisa sampai dua jam. Ongkosnya bisa mencapai Rp 12 ribu, bolak-balik," katanya.

Sungguh perjuangan luar biasa. 12 tahun lebih menjual amplop, Darta tak pernah mengeluh. "Tuhan punya jalan bagi orang yang mau berusaha," ujarnya menutup pembicaraan.

 "Ketika kita merasa hidup ini buruk dan tak adil, ingatlah bahwa Tuhan selalu punya jalan bagi setiap orang yang mau berusaha dan berharap padaNya" - Natania Abigail^^ 
Credit to: merdeka.com



Kamis, 22 Januari 2015

"EARS"

Halohaiii.. lama ga nulis di Blog ini ya... kali ini aku membawa cerita kasih seorang ibu. Ya, setiap orang mungkin sudah tahu bagaimana seorang ibu memberi pengaruh yang luar biasa kepada orang lain terlebih anaknya, tapi mungkin belum banyak yang mengerti betapa hebat perjuangan seorang ibu, bahwa dalam kesibukkannya, ada perhatian dan ketulusan dalam sikapnya yang terlihat cuek. Cerita ini akan membawa kita berefleksi tentang semua itu.

Selamat membaca!

     "Sus, boleh aku melihat bayiku?" Tanya seorang ibu yang baru saja melahirkan kepada perawatnya. Bayi mungil itu telah dibalut kain saat diantar berada dalam dekapannya, dan ia membuka lipatan kain untuk melihat wajah mungil di dalamnya. Namun ia tersentak dan tak sadar air mata mulai bercucuran, mengalir deras membasahi pipinya. Dokter pun hanya bisa memalingkan wajahnya memandang keluar melalui jendela rumah sakit yang agak tinggi. Bayi itu dilahirkan tanpa daun telinga.

     Beberapa tahun berlalu dan waktupun membuktikan bahwa pendengarannya tetap normal, hanya saja.. rupanya tetap saja tampak tak lengkap.

     Suatu hari, ia menghambur ke rumah seusai pulang seolah, berlari memeluk ibunya. Sambil menghela napas, sang ibu pun mendekap hangat anaknya dan membelainya. Ia sadar, kehidupan anaknya pasti penuh dengan serangkaian kekecewaan dan keputusasaan.

     "Bu, teman lelakiku yang berbadan besar mengolok-olokku. Katanya, aku ini aneh dan sinting" Anak itu membeberkan hal - hal yang terjadi padanya pagi itu. "Kalau begitu kau harus bergaul dan juga mengasihi mereka anakku" Si Ibu menegurya, namun dengan kasih yang mendalam dihatinya.

    Waktu terus bergulir. Anak itu tumbuh besar dan dikaruniakan Tuhan ketampanan dalam ketidakberuntungannya. Ia menjadi sangat disukai teman sebayanya dan aktif berorganisasi. Ia juga pintar dan berbakat dalam musik dan sastra. Dalam sekejap anak ini, menjadi sangat populer.

     Suatu pagi, ayah anak itu menemui dokter keluarganya, berharap ada  secercah harapan untuk anaknya itu. "Saya yakin kalo saja ada pendonor, transplantasi ini pasti bisa dilakukan."kata dokter. Seulas senyuman menghiasi wajah ayah anak itu. Maka mulailah ia mencari pendonor untuk anaknya.

     Dua tahun kemudian, "Nak, sepertinya kamu perlu ke rumah sakit. Ayah dan ibu sudah menemukkan pendonor yang cocok untukmu." Kata Ayah anak itu.

     Operasi berjalan lancar, dan hadirlah anak muda ini dengan rupa yang baru. Bakatnya meningkat dengan drastis, sekolah, kuliahnya pun menjadi perjalanan kemenangan. Ia menjadi sangat berhasil hingga akhirnya ia menikah dan dipercayakan sebagai dewan dalam pemerintahan.

                                                                  ***
     "Yah, siapa manusia berhati malaikat yang sudah memberikan telinganya untukku?"sang anak mendesak ayahnya. "Ayah tak bisa memberitahukannya, anakku" kata ayah anak itu sambil menghela napas. "Tapi aku ingin tahu, yah. Setidaknya aku bisa membalas kebaikannya."
                                                                   ***
     Kepala anak itu terlihat tertunduk. Ia berada pada masa paling gelap dalam hidupnya.  Kini ia berdiri disebelah peti jenazah ibunya. Perlahan dengan lembut, ayah anak itu mengulurkan tangan dan menyibak rambut cokelat kemerahan ibunya yang tebal. Anak itu tersentak. Air mata mengalir deras. Dadanya terasa sesak. Ia tak mampu lagi berkata - kata melihat ibunya--yang tidak punya telinga.

     "Ibumu selalu bilang, Ia sangat senang untuk tidak memangkas rambutnya," Ia berbisik lirih, "Tapi tak seorang pun pernah menganggapnya kurang cantik bukan?"
                                                             
                                                                The End~

Ya, kecantikan yang sebenarnya bukan tentang penampilan fisik tapi tentang hatinya. Harta yang sesungguhnya bukanlah tentang apa yang bisa dilihat, namun sesuatu yang tak terlihat.


"Cinta sejati bukanlah sesuatu yang telah dilakukan dan dilihat orang, melahinkan sesuatu yang dilakukan dan tak terlihat orang"


Salam hebat,




Natania^^


credit to: http://www.rogerknapp.com/inspire/ears.htm/

Jumat, 15 Agustus 2014

DAMN! I LOVE SURYA UNIVERSITY #CUMADISURYA @BIOBRAIN14

Heiihoo.. Long time no see you on bloggie guys!

           Ok, finally I graduated the senior high school and now, I'm the newcomer student of college! dan bener banget kata orang2 yang bilang, "College isn't a senior high school!". Yup, It means a lot for us (especially for the newcomer student, right?) because there's a lot of difference between High School and college! So, in this article, I just wanna to expressed, I just wanna to share a little things which change all of my thought about College. I just wanna tell why i chose and should entering Surya University (SU) also HOW SU CHANGES MY VIEW OF THE WORLD AND NO EXCEPTION ABOUT SCIENCE.

PLEASE NO JUDGES BEFORE YOU FINISH TO READ MY ARTICLE WELL!

           Yup, semua berawal dari keputusasaan dan ketidakmengertianku tentang sekolah setelah sekolah (alias UNIVERSITY), kenapa kita harus ngelanjutin studi and then enter the university serta serentetan pertanyaan konyol lainnya, yang kayaknya kalo ditanyain ke anak sd juga pasti tau jawabannya. Oke singkatnya, aku pun ngikutin saran mama papa buat masuk SU dengan sangat setengah hati (INI SERIUS ._. ) karena sebenernya aku pengen banget masuk jurusan favoritku, yakni HI (Hubungan Internasional) di salah satu perguruan Tinggi Negeri.

           Awalnya, aku agak gugup dan malah TAKUT BANGET (oke ini udah pake capslock, yang artinya emang bener - bener takut) pas tau kalo pendiri ternyata Pak Prof. Yohanes Surya yang akrab dipanggil Pak Yo (ituloh, profesor fisika yang terkenal karena keberhasilannya membawa anak - anak Indonesia menjadi juara - juara olimpiade dari tingkat nasional sampe dunia. Apalagi yang cukup kontroversial buat lingkungan sekitarku selama ini bahwa Pak Yo berhasil mengantarkan anak - anak Papua yang selama ini dikenal (mohon maaf) sebagai golongan anak ber-IQ rendah dan terkebelakang memenangkan olimpiade - olimpiade tingkat dunia, serta berhasil membuktikan diri, menghancurkan tembok pemahaman orang banyak soal orang - orang papua selama ini). It means, I've to dealings with physics, math, biology, chemistry within the formula, the picture EVERY DAY and NON-STOP. Yup, aku emang udah cukup sering ikut-ikutan lomba olimpiade, tapi kalo harus ketemu 2-IL (Itu Lagi Itu Lagi) setiap hari: Dude, I've to attend sucks class every day and no words can expressed what i feel except: oh, man! it's Boring Class, right?

          Tapi semuanya bener - bener berubah saat aku hadir di Ospek Surya University. Wajahku seolah - olah ditampar berulang - ulang pake sepatu, bahwa, SEMUANYA GA SEBURUK ITU, KOK! Pikiran - pikiran seperti: Aku bakal di bully, disiksa, dipermalukan dengan tugas - tugas susah dan aneh - aneh, seolah ditepis jauh - jauh (dan entah mojok dimana itu pikiran saking malunya). #CUMADISURYA aku bener - bener belajar, bahwa universitas itu gak seburuk gossip - gossip selama ini. bahwa, dengan pendekatan - pendekatan yang lebih konseptual dan psycological kita bisa mempengaruhi orang lain untuk berbuat sesuatu, mengambil bagian sekecil apapun demi INDONESIA JAYA! We must DARE TO DO A SMALL THING TOWARDS A BIG CHANGES! Because IF WE CAN'T DO A BIG THING FOR THE WORLD, JUST DO A SMALL THING WITH A BIG HEARTED TO CHANGES THE WORLD! #CUMADISURYA aku bener- bener belajar bahwa setiap detik itu berharga buat masa depanku, bahwa kita, Generasi Muda zaman sekarang bener - bener di tuntut untuk cepat dan tepat terlebih bisa me-manage waktu dengan baik. Dan #CUMADISURYA aku belajar kalo KITA ITU BODOH GA MEMANFAATKAN TEKNOLOGI DENGAN BIJAKSANA! Kita terlalu nyaman dengan situasi kondisi yang ada. Kita ngerasa kalo we know everything and there are no buddies who better than me. seolah - olah kita yang paling tau semuanya, kita yang paling ngerti semuanya tapi apa kenyataanya? DUNIA GA SEPERTI APA YANG PIKIRKAN. BUKAN JALAN AJA YANG KITA PAKE BUAT KE ROMA TAPI ADA BANYAK _ BANYAK JENDELA ILMU YANG SELAMA INI TERTUTUP RAPAT SAMA KESOMBONGAN KITA UNTUK KITA PAKAI MENUJU KE ROMA. Aku bener - bener sadar bahwa: semua kesombonganku yang menganggap, aku yang paling tau semuanya, aku yang paling - paliing ngerti semuanya, ternyata aku ga lebih dari pengecut yang selama ini bersembungyi di balik jalan dan menutup semua jendela - jendela ilmu itu. Aku-lah yang membatasi diriku sehingga itu jadi keterbatasanku. And the last but not least confession that I wanna tell and you know that: Don't ever think about the limited and make a limited but let's break trough the limited! Seperti cerita anak - anak papua yang berhasil menemukan jati dirinya dan tahu dirinya adalah pemenang, maka sama hal-nya kita, guys. belajarlah melihat kedalam dan berintrospeksi diri apa yang selama ini menjadi batu sandunganmu, jangan pikirkan itu menjadi keterbatasanmu tapi jadikanlah itu ketidakterbatasanmu untuk bermimpi, berniat, dan berani merealisasikannya sebagai motivasi, batu loncatanmu untuk terbang tinggi mengatasi langit and JUST BELIEVE YOU'RE THE TRUE WINNER OF LIFE!

Oke, cukup sekian yang bisa aku bagikan untuk kalian semuanya, semoga artikel ini bisa jadi semangat dan motivasi buat kalian:" DON'T HIDE BEHIND THE STUMBLING STONE, BUT JUMP! SURPASS THE STONE AND MAKE IT BE YOUR SPIRITS BECAUSE IF YOU CAN DREAM IT, YOU CAN DO IT!"


Salam Hebat,




Natania A. Christy^^

Minggu, 06 Juli 2014

Sesederhana Senyuman^^

Hello, gayus !
eh, salah! maksudnya guys.. Jangan marah lho, yaa..
Keep Smile guys! Hehe..

Senyum.. Ya, everyone has their own smile!
Tapi sadar gak sih, kalo kita tuh sering banget memperlihatkan senyum kebawah kita alias cemberut. Apalagi kalo lagi banyak masalah atau dapet tugas yang sulit. Bahkan ada yang masang muka cemberut ala jones ga makan berminggu-minggu, yang akhirnya malah keliatan kayak Zombie.. Iiih, serem yaa!

Kalo udah gini siapa coba yang mau temenan si doi yang tukang cemberut, jangankan temenan, deketan aja udah serasa berada di neraka! Yang ada bukan malah seneng karena dapet temen baru, tapi malah lari takewer-kewer karena takut sama muka judes si doi. hihi..

Eittss, kebanyakan cemberut ternyata ga baik, lho! Menurut Penelitian si tante cantik Katrina Davidson dari Columbia University Medical Center, USA, ternyata orang yang suka cemberut  berpeluang lebih besar terkena penyakit Jantung. Hayoo, kamu salah satu orang yang suka cemberut juga ya? Mending cepet - cepet tobat deh alias banyak - banyakin senyum dari sekarang. Tapi inget, lho! Kalau mau senyum, senyum yang tulus! Senyum dari hati biar kelihatan indah *eaaa! jangan kesannya kayak mayat hidup yang dipaksa senyum gitu deh.

Selain masalah kesehatan, percaya gak sih kalo ternyata seulas senyum itu mampu berbuat lebih dari yang kamu bayangkan?

Yep, ternyata senyum itu berpengaruh besar tehadap psikis kita, lho! Melalui senyum, kita bisa bikin perasaan kita jauh lebih nyaman (walau mungkin banyak masalah yang mendera). Secara ga langsung, senyum membuat pikiran jauh lebih fresh, lebih mampu untuk menentukan keputusan, ga gegabah, ga ketakutan dan bikin hati jadi lebih damai. Selain itu, senyum ternyata sangat menguntungkan buat kita (apalagi kaum wanita) karena senyum membuat (wajah) kita terlihat lebih fresh dan menarik.

Sebagai laki - laki atau perempuan, apalagi remaja - remaja yang lagi dalam masa adolensia (pubertas) pasti pengen dong keliatan cantik/ganteng? Ya walau ga bisa ngerubah mukamu jadi seganteng Brad Pitt atau secantik Taylor Swift tapi yang pasti senyum membuatmu jadi lebih friendly dan alami. Melalui Senyummu, kamu juga bisa mendorong senyum orang lain. Bahkan melalui senyummu, kamu bisa menguatkan orang lain yang sedang dilanda masalah.

Wah hebat ya senyum itu! Salah kalau kamu berpikiran begitu! Karena bukan seenyumnya yang hebat. Tapi Tuhan yang hebat dan baik mau anugerahin senyum buat kita. Jangan pernah ngeluh dengan keadaanmu, lho ya! Inget lho, Tuhan itu baik setiap saat! Tuhan tuh adil! Mungkin wajahmu ga ganteng-ganteng/cantik-cantik amat, tapi kamu dikasih senyum yang manis. Karena gasemua orang ganteng/cantik yang punya senyum manis. Iya kan? So, Praise the Lord for every mercy that you're received! Jangan Ngeluh! JANGAH NGELUH! Karena kalau kamu ngeluh bakal bikin pikiranmu penuh dengan pikiran - pikiran negatif terus bikin aku dan orang lain cemberut dan bikin KEJELEKKAN KITA JADI MAKIN MUTLAK! *eh haha..

Inget (Khusus perempuan. Tapi kalo kamu laki - laki ya ganti aja sendiri! Hehe) :

"PEREMPUAN ITU CANTIK BUKAN KARENA MAKE UP-NYA, TAPI KARENA SENYUMNYA."


Salam Hebat,



Natania A. Christy^^

Seuprit Cerita Si 'Opa Daong Lemong'

Haloha !
Setelah lama ga nulis di blog ini, kali ini Natania mau membawa cerita tentang seorang kakek inspiratif.

Ya, awalnya gak ada yang menarik dari Rumah Makan (sebut aja rumah makan Ceria) . Terlihat pelanggan hilir-mudik masuk dan keluar RM Ceria. Namun semuanya berubah saat seorang pria dengan baju serabutan dan sebuah sandal jepit terlihat memasuki lobby RM Ceria yang terletak di sebuah lorong kecil ini. Sambil menjinjing gitar dan juga memakai topi yang sudah dimodifikasi sehingga harmonika bisa menempel dan diposisikan tepat di mulutnya, sang pria itu pun melangkah masuk dengan seulas senyum yang terukir di wajahnya. ya, dialah Kakek Tua xx (gatau namanya :D). 'Opa Daong Lemong', begitulah para pekerja di RM Ceria memanggilnya.

"Slamat siang samua.. Biar so tua bukang berarti kurang jadi daong lemong toh? kelar pake langsung nda berguna. (Selamat siang semuanya. Walaupun udah tua, tapi ga berarti jadi kayak daun lemon kan? habis dipakai langsung dibuang karena udah ga berguna lagi.)" Kata Opa Daong Lemong sambil tertawa kecil.
Ucapannya seolah - olah pipa yang langsung meyedot perhatian seluruh pengunjung RM Ceria. Opa Daong Lemong pun langsung memetik gitar dan meniup harmonikanya memainkan beberapa interlude lagu yang akan Beliau nyanyikan hingga lagu-nya pun berakhir dengan tepukkan tangan seluruh pengunjung.

Tiba - tiba seorang anak mendekatinya, "Opa, manyanyi lagu skolah minggu dang! (Kakek, nyanyiin lagu - lagu Anak Sekolah Minggu, dong!)", teriak sang gadis kecil.

"Lagu Skola Minggu? Siap cantik!" kata Opa Daong Lemong yang sesaat kemudian langsung memetik gitarnya.

"Anak skolah minggu dengar- dengaran. Dengar pa mama papa terlebe Tuhan. Itulah tandanya, anak yang manis. Skola bae - bae bking ni negri! (Anak Sekolah Minggu, dengar - dengaran. Turut mama papa terlebih Tuhan. Itulah tandanya, anak yang manis. Sekolah yang bener, bangun negeri ini!"
Lagu ini pun kembali memicu gelak tawa seluruh pengunjung. Tak berapa lama Beliau pun langsung merogoh saku dan mengambil kantong silver yang kemudian mulai Beliau jajakan kepada setiap pengunjung sambil berkata,"Nda usah bapaksa kalo memang nda ada, kita nda mo paksa, kalo ada kong suka mo berbage, kiapa kwa nda, mar katu kalo memang nda ada masa mo bapaksa? iyo toh? (Ga usah maksa kalo emang ga ada, aku ga maksa kok, kalo emang ada dan mau berbagi kenapa tidak memberi, tapi kalo emang ga ada, masak iya aku maksa? iya kan?"

 Ucapan Opa Daong Lemon bagaikan embun yang menyentuh jiwa banyak orang, termaksud aku. Kena tepat dihati dan menyejukan. Aku pun dengan malu - malu menyodorkan orang dua ribuan dan bertanya pada Opa Daong Lemong, "Opa, maaf ne sebelumnya, tania heran kiapa so opa so tua bagini mar bajalang sandiri, cari doi, opa pe anak kamana so? ( Kek, maaf sebelumnya, Tania heran, kenapa sih kakek yang udah tua gini malah jalan sendirian, nyari duit, emang anak kakek kemana?)"

"Opa pe anak ada noh, mar kan biar so tua bukang berarti torang cuma duduk di kursi roda kong badiam- badiam toh? opa disini bukang mo cari doi, mar opa suka di opa pe masa tua ini, opa berbuat sesuatu, bahibur orang laeng biar cuma deng opa pe suara, opa pe hobi barmain gitar deng harmonika. (Anak kakek ada kok, tapi kan udah tua bukan berarti cuman duduk di kusi roda dan berdiam diri. Kakek disini bukan buat nyari duit, tapi kakek mau walau kakek udah tua, kakek bisa berbuat sesuatu buat orang banyak, menghibur orang lain walau hanya dengan suara kakek, hanya dengan hobi kakek main musik: gitar dan harmonika.)"

Yap, jawaban Opa Daong Lemong terdengar sederhana tapi sangat sarat makna. Bagaimana bisa sesorang yang sudah tua bisa memiliki pemikiran yang sangat fresh jauh dari umurnya. Gimana bisa orang tua itu punya tekad yang sangat mulia, LENGKAP DENGAN AKSINYA. Gimana bisa Kakek yang rambutnya makin putih ini ngerti dan langsung mengaplikasikan motto: TALK LESS, DO MORE. Gimana dengan kita? Apa kita juga punya tekad seperti itu? Ataukah kita orang - orang yang sama aja dengan motto: No Action Talk Often?

Ya, kisah si 'Opa Daong Lemon' sedikit banyak menginspirasi kata, bahwa: ga peduli siapapun kamu, berapapun  umur, apapun status/agama, bagaimanapun kondisimu, kamu harus berani berbuat! Ingat: "If you aren't do a thing, you can't get anything" secara gamblangnya: "Kalo kamu ga mau usaha, gimana bisa kamu ngedapetin sesuatu!" Emangnya rejeki itu turun dari langit apa! HELLO! Mending kamu segera ke kamar mandi terus cuci muka terus ngaca. "DON'T JUST DREAM, STOP BEING A DAY DREAMER, BUT ACHIEVED YOUR DREAM! BECAUSE IF YOU CAN DREAM IT, YOU CAN ACHIEVED IT!(yang penting masih inget tanah aja alias kita juga harus realistis. jangan cuma mimpi dan nungguin mimpi itu terwujud. Hati - hati jadi GILA! haha).. SEMANGAT!


Salam Hebat,


Natania A. Christy

Senin, 18 Februari 2013

Narkoba yang membuat fenomena Zombie Drugs

Losari - Narkoba jenis baru ini bisa menggantikan metamfetamin. Efek obat terlarang ini diduga menjadi penyebab tiga serangan psikopat pemakan manusia yang sempat menghebohkan di Amerika Serikat dua pekan lalu. Kasus serangan itu sendiri telah dilaporkan pihak keamanan setempat.
Pria asal Miami Amerika Serikat, Rudy Eugene —nama si kanibal itu– mengunyah wajah tunawisma pada 26 Mei 2012. Kasus ini tentu saja mengemparkan publik di negeri itu. 
  
 Tapi ternyata bukan hanya Eugene yang menjadi kanibal, ada juga warga lain di negeri itu yang punya penyakit yang sama. Seorang pria asal Lousiana mencoba menggigit tangan polisi pada 2 Juni 2012. Dia menggigit wajah korbannya setelah mereka bertengkar. Lantaran fenomena ini menimpa beberapa orang, para ahli lalu menelitinya.

   Hasilnya adalah bahwa perilaku “zombie” ini diduga setelah mereka mengonsumsi narkoba jenis baru ini.  Meski begitu, sejumlah peneliti menegaskan bahwa ini baru sebatas penelitian awal. ” Jadi kami belum bisa memberi kepastian apapun,” ujar Direktur Penelitian dan Pelatihan Narkoba dan Alkohol Australia, Paul Dillon.

    “Kami mengetahui bahwa stimulan sintetis dalam narkoba memiliki resiko yang bisa diasosiasikan dengan apa yang terjadi dengan sejumlah orang itu,” katanya seperti dilansir dari Couriermail.com.au. 

    Stimulan methylenedioxypyrovalerone memiliki nama jalanan MDPV. Pengguna narkoba memakainya sebagai pengganti metamfetamin.

    Orang yang menggunakan narkoba jenis baru ini akan mengalami efek yang menghasilkan “serangan zombie”. Konsumsi narkoba ini mengakibatkan paranoia, memicu perilaku kekerasan, serangan psikotik, tendensi untuk bunuh diri, dan halusinasi

Senin, 21 Januari 2013

Aku

Aku..
Ku tahu, aku bukanlah orang yang terhebat
Ku tak punya banyak kemampuan dan bakat
Ku tahu, aku bukanlah orang yang pandai

Ku sering kali tidak memperhatikan apa yang diajarkan
Hanya asik bercerita dengan teman - temanku
Ku sering membolos karena bosan
Bahkan kuhabiskan waktuku untuk makan dan bersantai santai di kantin
Karena perutku yang sudah keroncongan

Aku sadar aku bukanlah tipe orang yang sempurna
Bahkan ku jauh dari kata sempurna
Tapi aku tetaplah manusia yang tak berhenti berharap, bercita - cita dan bertekad
Ku bercita - cita dan bertekad untuk membahagiakan kedua orang tuaku, keluargaku bahkan diriku

Kuberharap bahwa suatu saat nanti
orang - orang kan tetap mengingatku dan berkata "Aku tak pernah menyesal mengenalmu.."
Kan kubuktikan pada orang - orang yang pernah menghina dan meragukanku
Bahwa suatu saat nanti, kita kan kembali bertemu,
Namun bukan lagi sebagai siswa tapi sebagai teman yang bersaing 'tuk meraih kesuksesan
Dan kan kutunjukan bahwa suatu hari nanti
ku kan sukses besar
bahkan lebih dari apa yang pernah kamu dan orang lain pikirkan